Sabtu, 12 Juli 2014

SEJARAH DESA TUKUM


Pada jaman dahulu kala hiduplah sepasang suami istri yang bekerja sebagai petani dengan seorang putri anak semata wayangnya. Mereka bertiga hidup bahagia disebuah desa yang sangat subur yang terletak kira-kira 4km disebelah timur Kota Lumajang. Desa tersebut terkenal subur karena hampir disetiap lahan yang ada dapat terjangkau oleh aliran sungai yang melintas di desa tersebut.
Konon pada suatu hari datanglah seorang pemuda yang ingin melamar putri dari petani tersebut. Tetapi sunggu diluar dugaan ternyata pemuda tersebut tidak bisa membaca syahadat. Padahal membaca syahadat merupakan syarat untuk memperistri anak petani tersebut.
Akhirnya dengan berbagai pertimbangan maka diputuskanlah bahwa pemuda tersebut (mantu) harus menjalani hukuman dengan merendam diri (bahasa Jawa = Kum-Kum) disumber "kutub" yang terletak di Dusun Munder, sampai dia bisa membaca syahadat. Dengan kejadian itu maka sang petani pun berujar kepada keluarganya bahwa kalau ada berkembangnya jaman, maka desa ini akan dinamakan desa TUKUM yang berasal dari suku kata TU (diambil dari kata = manTU) dan KUM (diambil dari kata = KUM-KUM)
Demikianlah sejarah singkat tentang asal usul nama TUKUM yang dipakai sebagai nama desa hingga saat ini.
Sedangkan Desa Tukum resmi menjadi sebuah desa yang definitif pada jaman Pemerintahan Belanda tepatnya pada tahun 1866 yang dipimpin oleh seorang Kepala Desa yang pertama yaitu P. Dosiah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar